Kisah I
Ditulis dari Saptuari ,kisah nyata dari Misnayati Misdi
Bismillah Bukan sok suci bukan gak butuh uang bukan juga sudah tak
berhutang. Dari lubuk hati yang terdalam tak ingin ada saudara saudara
ku yang terlilit hutang apa lagi hutang ribawi.
Waktu masih pegang kartu kredit belanja bulanan tinggal gesek, mana yang
butuh dan tak butuh sudah tak bisa di pilah pilah lagi. Biarinlah
bayarnya bulan depan ini. Ada promo gadget beli ada promo tiket pesawat
buat mudik beli toh bayarnya bulan depan ini. Eh pas tiba tanggal jatuh
tempo anak ada yang sakit alhasil uang buat bayar kartu kredit di pakai
dulu buat berobat dan kartu kredit di bayar minimum payment .
Bulan depannya waktu mau full payment kartu kredit gak jadi lagi karna mesin air rusak dan tagihan listrik membengkak akhirnya minimum payment lagi begitu seterusnya ada saja biaya tak terduga. Alhamdulillah sekarang belanjanya cash dan di warung tetangga aja belanjanya juga sebutuhnya saja. Pas mau goreng telur minyak goreng gak ada eh duit tinggal 5 rebu. Belilah di warung cukup buat minyak 1/4kg. Pagi pagi kiddos lagi buru buru mandi pasta gigi habis.Bentar ya emak ke warung beli pasta gigi Alhamdulillah semua bisa teratasi dan gak ada lagi hp berdering takut di angkat karna nomernya sudah hapal telp dari debtcolector.
Belum lagi tagihan KUR ( Kredit Usaha Rakyat ) yang sistem rekening koran cukup bayar bunganya aja... wuiiih makin terlena. Sekarang tidak ada lagi surat surat cinta dari Bank yang berjejer. Saya yang telah memberanikan diri mengadaikan sertipikat rumah dari orang tua saya ke Bank. Setelah menikah saya jadi seorang istri yang hanya berdiam diri di rumah, waktu itu kami tinggal di Kreo Tangerang. Sebelumnya saya karyawan outsourching di sebuah Bank di bagian kartu kredit (belum tahu kalau riba ).
Sebulan setelah pernikahan kami Allah menitipkan amanah di rahim saya. Anak pertama kami lahir 4 Juni 2008. Saya menikmati peran sebagai istri dan ibu rumah tangga. Benar-benar sebagai ibu rumah tangga tanpa ada embel-embel bisnis apapun. Sesekali saya berkunjung ke toko suami di Tanah Abang. Suami saya mengontrak toko di area Kebon Kacang Tanah Abang, menjual celana jeans pria dewasa hasil produksi sendiri. Setiap sabtu saya mengingatkan beliau apakah penjahit sudah gajian, saya takut kalau para penjahit telat digaji, kasihan rasanya dan itu sudah menjadi tanggung jawab kami.
Alhamdulillah produksi dan penjualan berjalan lancar, dalam seminggu total upah penjahit bisa mencapi 21 juta/ minggu, terbayang kan berapa banyak produksi yang dihasilkan dalam 1 minggu.
Memasukki tahun 2010 saya menawarkan suami untuk menambah modal produksi
dan mencicil beli mesin jahit. Biar punya konveksi pribadi, awalnya
suami gak setuju uang dari mana. Saya bilang kita gadaikan sertipikat
rumah.Mei 2010 kami kontrakkan rumah di Kreo Tangerang dan kami ngontrak rumah
di Tanah Abang agar suami tidak terlalu jauh dengan toko.gustus 2010 saya melahirkan anak ke dua. Dalam masa nifas dan masih
pakai bekung September 2010 kami ke Bank untuk mengajukan kredit dengan
jaminan sertipikat rumah. Oktober pihak bank menyetujui permintaan
kredit kami sebesar 150 juta, waktu itu namanya KUR (Kredit Usaha
Rakyat).
Waktu berjalan pembayaran bunga bank berjalan lancar, tapi naluri
seorang istri tak bisa dibohongi kenapa setelah semua akses dengan suami
dekat tapi berasa jauh, hati gelisah dan tak tenang. Setiap hari saya
mengurus 2 batita. Sesekali ke toko dan tanya ke karyawan tentang
penjualan. Jawab mereka, "Banyak bu tapi rata rata giro.." Astagfirulloh kalau kebanyakan giro kita gak punya duit cash buat
keperluan produksi. Saya cek giro giro itu ada yang cair, ada yang
pending bahkan ada yang reject! November 2011 Allah Yang Maha Baik, Allah tunjukkan kehilafan imam saya
tanpa saya keluar rumah. Inikah bayaran kesetiaan seorang istri yg hanya
sebagai ibu rumah tangga?
Ujian belum berakhir 2012 saya mendengar ada "anak kecil" dari suami
saya di luar sana. Serasa tidak percaya saya telpon bundanya, ternyata
benar! Ya Robbi untung jantung dan hatiku ciptaanMu, andaikan made in Japan pasti baut-bautnya sudah terhambur berjatuhan..
Titik awal saya memulai dagang online, saya gak tahu apa itu BBM, apa
itu twitter, yang saya punya hanya FB itu juga dibuatin adik saya. HP BB
aja saya gak punya, tak jarang para sahabat SMS ke saya, "ayooo donk
beli BB biar bisa bbm-n.
Dalam hati, saya bertekad harus punya masa depan, hati saya boleh hancur
tapi tidak dengan masa depan anak anak saya. Berbisnis karena dendam
karna tidak ingin lagi "mengemis"
Astagfirulloh...
Malam malam panjang saya bersimpuh denganNya, yaa Rob.. ini ujian dari
Mu, bukan suatu kebetulan, ada sesuatu yg indah di balik ini semua..
Hanya Engkau yg tahu. Beri kekuatan padaku pertemukan aku dengan
sahabat-sahabat solehah yang baik.. Saya gadaikan emas saya untuk
memulai bisnis online (lagi lagi riba, dan belum tahu kalau Riba ). Saya
jalan ke pasar metro Tanah Abang bertanya ke beberapa toko berapa harga
baju perlusin, baju apa yang lagi trend.
Entah gimana caranya, Alhamdulillah dagangan online laris ada aja orang
yang baru dikenal mempercayakan saya untuk saya belanjakan orderannya.
Dan sampai sekarang silaturahmi dengan mereka masih baik. Ego saya muncul ketika saya sudah bisa menghasilkan uang sendiri.
Alhamdulillah 1 1/2 thn pertama jualan online saya bisa pergi umroh,
saya bisa ikut asuransi, lagi lagi kekurangan uang pergi umroh saya
mengadaikan emas.. Di sana saya bermunajah berikan jalan terbaik menurutMu ya Robb. 2
bulan setelah pulang umroh saya hamil anak ke 3.. Alhamdulillah walau
hamil muda dan mengurus 2 balita juga online masih bisa dijalanin. Saya
stop jualan baju saya beralih ke produksi sprei, mukenah, khimar. Jujur
saya bukan fashionable yang suka ngikuti tren fashion. Saat ini saya
lebih suka mengunakan gamis longgar dan khimar atau bergo. Usia kehamilan memasuki bulan ke 5 saya memberanikan diri bersilaturahmi
dengan "anak kecil" itu dan bundanya. Bismillah ini harus saya
hadapi.. jalan panjang menuju Karawaci Tangerang. Sampai di sana dibantu
seorang sahabat soleha saya bertemu bundanya juga neneknya. Astagfirulloh ya Robb, ada foto imamku di ruang tamu di rumah itu.
Kucubit diriku.. aww sakittt berarti aku tidak mimpi ini realita! Lagi
lagi ini made in Allah, dan saya masih bisa duduk dan berbincang dengan
mereka. Coba hati ini jahitan konveksi pasti jahitannya sudah brudul
karena menahan sesak.
Setelah Sakinah lahir saya semakin tertekan mengurus tiga anak,
konveksi, orderan.. ya Robb saya ini tulang rusuk atau tulang punggung?Tak sanggup menahan beban seorang diri akhirnya mamaku tahu atas apa yg
terjadi.. karena saya butuh sosok selain Allah tempat saya berbagi
cerita (note: jangan ceritakan kesedihan mu pada ibumu karena Beliau
akan merasakan 10 x sakitnya apa yang kau rasakan). Kata sabar dan
bertahanlah demi anak anak mereka butuh orang tua yg lengkap.😢😢😢
Keadaan makin memanas hutang tak kunjung reda, keadaan rumah seperti
badai, usaha suami bangkrut, anak-anak sering sakit sakitan, telpon
terus berdering dari debt collector kartu kredit. Disaat orang orang terlelap, saya menumpahkan semua di atas sejadah tak
jarang butiran mutiara menari-nari di pipi yang mulai menua. Juni 2015 saya melakukan sesuatu yang di benci Allah, mengendong sakinah
kecil saya mendatangi pengadilan agama, saya mendaftar gugatan cerai..
sidang pertama berlangsung dan kami di beri waktu untuk mediasi 40 hari
dengan dibimbing mediator. Keluarga besar shock terutama mama.
"Sudah pikir panjang nak, kamu sudah tahu konsekwensinya menjadi seorang "Janda"?
Gimana anak anak mu?
Mereka tidak hanya butuh materi tapi butuh kasih sayang kedua orang
tuanya. Ayoo kita pulang kau butuh refreshing. Ijin dengan suamimu
rendahkan emosimu beberapa hari.."
Sampai di kampung halaman keluarga memberikan suport agar jangan
berpisah, ini semua ujian dari Allah. Allah akan menguji hambaNya yang
ingin berhijrah dengan air mata. Air mata kasih sayangnya Allah.
Perbaiki diri, mendekatlah dengan Allah.
Sampai suatu hari membaca kisah Nurshoffa Mujahidah bagaimana beliau
terlepas dari riba dan berbisnis tanpa riba, di postingan itu sosok yg
menginspirasi banyak orang yang terbebas riba mas Saptuari Sugiharto.
Dan ada juga postingan mbak Veggy Monarika yang sharing single mom bisa
melunasi hutangnya 7M dan teh Dinii Fitriyah bagaimana dia bangkit
setelah riba menghancurkan bisnisnya.
Saya baca apa-apa saja yang termasuk riba. Astagfirulloh ternyata apa
yang saya lakukan selama ini riba!! Proses mediasi saya dan suami
berhasil, kami mulai semua lagi dari nol, menghadapi keterpurukan ini
bersama.
Ya Rob bagaimana saya bisa mengambil sertipikat rumah dalam kondisi seperti ini.
Ya Rob jika engkau mengijinkan akan hamba jual rumah itu setelah
sertipikatnya keluar. Engkaulah Maha pengasih dan Maha penyayang.
Setiap setelah sholat saya sholawatin foto rumah dan print out hutang
yang harus dibayar, lebih-lebih jika waktu sholat Tahajud saya nangis
sejadi-jadinya ngadu sama Allah... mohon ampunan Allah, biarlah Allah
yang memberikan solusinya..
Agustus akhir seorang hamba Allah yg mengetahui keadaan saya menelpon
dan menanyakan rekening saya beliau meminjamkan uangnya 150 jt untuk
tambahan saya menebus sertipikat rumah.
Allahuakbar!! Allahuakbar!! Inilah solusi yang Allah berikan Allah yang
telah mengetuk hati seorang hamba untuk membantu keluarga saya.
Keesokan harinya saya ajuin permohonan keringanan penutupan kredit.
Disupport teman-teman di grup Komunitas Tanpa Riba, bahkan ada yg
berbagi info kalau saya ke BI dan lakukan BI checking minta printout
dari sana berapa sisa pokok pinjaman. Setelah dari BI dan hasil printout
menunjukkan sisa pinjaman 147 juta.
Di bank hasil pinjaman 203 juta.
Proses negosiasi saya mulai, saya ajukan penutupan di angka 171 juta dan Alhamdulillah di acc!
Alhamdulillah setelah 6 tahun akhirnya sertipikat itu kembali ke saya selasa kemarin!!
Kisah 2
Dari Ida Milawaty di facebook masyarakat tanpa riba
Alhamdulillah
Masyaa Allah Tabarakallah, genap 3 tahun 18 Febuari kami lepas dari hutang bank.
Kami dulu tidak tau hukum riba.😭
Allah selalu ada ketika kami kena ujian, rumah tangga cekcok karena ekonomi, masalah tidak henti-henti, sampai ujungnya usaha sampingan suami harus nalangin uang investor 100jt lebih. Itulah caranya Allah untuk menyadarkan kami.
Dari kejadian tersebut kami memang bener-bener berazam untuk menjauhi riba, berniat membayar kewajiban, pasrah banget sama Allah. Karena kalo pake kalkulator kita mungkin bertahun-tahun lunasnya.
Saat kami terpuruk, kami selalu panjatkan do'a dengan tulus, ketika ada masalah suami saya selalu bilang, "tenang ada Allah".😇
Tak lama kemudian, pertolongan Allah datang dengan waktu 5bulan bisa melunasi hutang semua. Hutang bank, koperasi di kantor Suami Alhamdulillah sudah tidak ada hutang lagi.
Dan do'akan semoga program akhirat (sayangi dhuafa) yang kami jalani sekarang ini, diRidhoi Allah. Aamiin
Yang sekarang lagi berjuang bebas hutang, tetap semangat ikhtiar di jalan-Nya. Karena kesabaran akan indah pada waktunya.
Jangan lupa banyak istighfar, dan mohon ampun terus.
Sekian
Idah Milawati
Seorang ibu rumah tangga yang ingin masuk surga.
Kisah 3
RESIGN SETELAH 13 TAHUN BEKERJA DI BANK
___________________________
Oleh: Muhammad Yusuf Gibran
13 Tahun sy berkarir di Bank dan terakhir sbg Sub Branch Manager di Bank Syariah.
Hidup seolah bergelimang materi namun juga bertumpuk hutang..
Tidak pernah ada rasa bersalah bahkan bangga sbg pejuang Syariah..
Sampai Allah "menegur" sy dan membawa langkah kaki sy ke pengajian2 Fiqih Muamalah..
Banyak yg harus di benahi di Bank Syariah, tapi sy gak tau kapan maut memanggil, sy takut maut memanggil ketika Tempat sy bekerja belum bisa kaffah syariah comply nya.
Rasa nya dosa ini menumpuk karena dalam profesi sy ini meski potensi utamanya adalah riba, namun banyak anak2nya seperti risywah, ghoror dan dzalim dalam prakteknya.
Allah masih sayang pada sy, memberikan keberanian kpd sy bulan Oktober 2020 kemarin untuk berani Resign (tanpa pesangon tanpa tunjangan), semata2 berharap Ridho Allah SWT.
Dengan modal seadanya, sy membuka toko plastik dan bahan kue kecil-kecilan.
Hutang Riba masih banyak, tapi sy yakin Allah akan memberi pertolongan utk penyelesaiannya.
Semoga Allah memberikan sy kekuatan utk istiqomah dlm Hijrah ini, menjadikan usaha ini menjadi ikhtiar dalam mengumpulkan rupiah yg lebih berkah dan wasilah agar bisa melunasi semua hutang termasuk hutang riba kami..
Mohon doa nya teman2 semua.. Sendirian mungkin berat, tapi bersama komunitas MTR ini insya Allah akan lebih ringan krn saling menguatkan.
Dari facebook Muhammad Rizal Aydogan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar