Kakeknya eci begitu biasa dipanggil, pagi itu tidak seperti biasanya beliau datang ke rumah bersama istrinya buat menanyakan jadi ngajak-jalan-jalan ,melihat antusias dan merasakan kejenuhannya mengajak istrinya sedang sakit berjalan-jalan ditempat yang sama ,akhirnya di iyakan untuk berangkat mengajak ke kandang , istri dari kakeknya Eci memang sedang sakit dan sudah berkali-kali berobat baik medis dan alternatif namun tidak ada perkembangan,
Kontrol atas kegiatan biasa yang dialkukan manusia sudah tidak berjalan normal, betapa capainya ,saya membayangkan bapak atau kakek ini merawat istrinya dengan kondisi seperti ini dan penyakit ini sudah lama katanya, Sesampainya di kandang sapi , Alhamdulillah nenek bisa mengingat hewan sapi namanya dan ada perubahan di wajahnya walau akhirnya kembali roman muka seperti biasa hampa pandangan, Semoga kakek ini sabar, dan tawakal serta tidak putus asa akan pertolongan Alloh, dibawah ini kutipa artikel tentang sabar
Sabar
Sepanjang kehidupan kita, ujian & cobaan datang silih berganti karena
makna kehidupan itu sendiri adalah bagaimana menghadapinya. Ujian & cobaan
kehidupan adalah tantangan yang akan memilah mana orang
yang tahan uji dan mana orang yang lemah, Mana orang yang beriman dan mana
orang tidak beriman. Bagi seorang mukmin kehidupan akan selalu mendatangkan
keberuntungan karena ia bersyukur ketika memperoleh nikmat dan bersabar ketika
menghadapi kesulitan. Sebaliknya orang tak beriman
selalu tak beruntung, ketika memperoleh nikmat ia lupa
diri dan ketika menghadapi kesulitan berat ia lupa ingatan. Sabar
ialah tabah hati tanpa mengeluh dalam menghadapi cobaan dan rintangan, dalam
jangka waktu tertentu, dalam rangka mencapai tujuan. Islam mengajarkan bersabar
itu indah.
Pertama, tahan ketika menghadapi hantaman pertama. Rasulullah pernah
bersabda, Innamassabru indassad matil uulaa. Artinya: Sabar yang sesungguhnya
ialah ketika menghadapi hantaman pertama.
Kedua, ketika ditimpa musibah, segera mengingat Allah dan mohon ampunannya. Firman Allah, ‘(Orang-orang yang sabar ialah) mereka yang
ketika ditimpa musibah, berkata, ‘sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya
kami akan kembali kepada Nya.’ (al Baqarah: 156).
Ketiga, tidak menampakkan musibahnya kepada orang lain, seperti yang
dicontohkan oleh istri Abu Talkhah (Ummu Sulaim) ketika ditinggal mati anaknya.
(dikisahkan dalam hadis Riwayat Muslim).
Keempat, sabar menghadapi semua cobaan dengan ikhlas kepada Allah. Allah
berfirman dalam hadis Qudsy, ‘HambaKu yang mukmin, yang bersabar dengan pasrah
kepadaKu ketika kekasihnya Aku panggil kembali (mati), kepadanya tak ada
balasan yang layak dari Ku selain surga.’ (HR. Bukhari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar