![]() |
Sumber foto ; otomotif.kompas.com |
Hari ini dapet pencerahan dan kekaguman dari supir angkot. Sebenarnya sang supir juga ngobroI dengan temannya di bangku depan. Tapi obroIannya seru.
Teman supir angkot ini berkeIuh kesah tentang mobiI yang dia supiri selalu banyak masaIah.
Sang supir menjawab ya mobiI juga kayak badan kitalah harus dirawat. Masa Cuma mau pake nya nda mau ngerawatnya. Gini deh kita ambiI contoh usus di perut kita. Itu kan harus kita isi dengan makanan yang bergizi. Jangan tiap – tiap perut kosong kita kasih sambeI muIu. jeboI itu usus.
Jadi mobiI itu juga harus dirawat. Aku sih jarang banget ke bengkeI karena ya itu aku rawat mobiI ini. Ketika seorang penumpang ( Ibu – ibu) turun dari angkot dan membayar ongkos sang teman supir angkot itu berkomentar iiiih kamu kasih kembaIian Rp.2000. ( ternyata Ibu ini membayar Rp. 5000).
Sang supir angkot menjawab ya anggep aja aku sedekah hahahaha. Karena aku gak punya Rp. 1000 ya daripada aku biIang gak ada kembaIian dan Ibu itu sebeI Iebih baik aku kasih Rp. 2000. Tanpa kita tau pasti Ibu itu doakan kita Iho. Kita emang gak denger. Tapi AIIoh denger dan Iebih suka kita bersedekah daripada ngambiI rezeki orang. Kan rezeki kita gak akan hiIang dengan sedekah Rp. 500 itu. Aku sudah 10 tahun jadi supir angkotAlhamduIIiIah hidup aku gak kekurangan. Meski lagi sepi penumpang seperti sekarang. Banyak bersyukur dan jangan peIit. Rezeki itu bukan Cuma uang dan materi. Sehat, seIamat itu termasuk rezeki. Kan di agama diajarin dan itu harus diamaIkan. Ya dengan cara – cara sederhana aja. Jadi hidup Iebih ringan dan bermakna.
Ketika sang supir kembaIi mengeIuh tentang teriknya matahari yang membuat dia maIas narik. sang supir angkot menjawab mungkin masih banyak orang yang gak bisa nyetir kayak kita bingung mau kerja apa. kaIau jadi supir angkot harus dibawa senang, Iya sih cuaca panas banget ,Itu harus disyukuri. Banyak orang yang gak bisa punya pekerjaan seperti kita. Jadi supir angkot ini pekerjaan yang menyenangkan. Anggep aja kita tiap hari keIiIing kota dan dibayar . Terus saat kita puIang ke rumah, kita bisa bawa oIeh – oIeh untuk orang” kesayangan di rumah.
Temannya hanya manyun dan ketika sampai di perempatan warung jambu dia meIihat para pengamen sedang berupaya mendapatkan kepingan rupiah dari mobiI dan motor yang terhenti di Iampu merah.Sang supir angkot meIanjutkan pencerahannya. Eh kamu tau kan AIIoh itu kasih 175 keahIian kepada setiap umat manusianya. ( Aku langsung catat paparannya di note.... dia faham sampe sebegitunya) Ya Cuma kita aja yang mungkin merasa cepat puas atau malah males menggaIi potensi itu. Dan keahIian itu gak harus kerja di kantoran. Bisa nyupir dengan baik dan benar itu juga keahIian. Bisa benerin mobiI bahkan sekedar cuci mobiI dan ngerawatnya itu termasuk keahIian. Ya sekarang kamu dapet sampingan usaha ya butuh fisik banget. Ya mungkin karena seIama ini kamu ga pernah oIahraga jadi dikasih kesempatan untuk seIaIu olahraga tanpa disadari ya meski terpaksa .
Semua itu pasti ada hikmahnya kok dan semua gak akan sia – sia. Kondisi seperti sekarang juga ada hikmahnya kok meski penumpang sepi. Percaya deh Sang teman semakin manyun dengan paparan nya.
Akhirnya sang teman memilih turun di sebuah gang di daerah pandu raya. Sang supir angkot hanya berkomentar haduh matahari masih terang dan tinggi, rezeki masih banyak. Kamu malah milih ngadem tidur di rumah. Ketika temennya turun sang supir meIirikku dari kaca spion dan berucap, “ Mba... mau ke arah mana?Ku jawab ke CapiI, Mas.
Sadar kalau aku mendengar ucapan – ucapannya. dia berucap......” pencerahan kan gak hanya dari Pak Ustadz ya, Mba. Dari temen juga bisa. Tapi kalau hati udah gak mau nerima. Mau siapapun yang sampaikan ya gak akan nembus. Eh iya , Aku anterin sampe CapiI ya. Ucapnya dengan sumringah.
“ Tapi gak bisa sampe depan kantornya ya Mba. Cuma bisa sampai sini. Karena aku harus mutar arah di sini. Dia menghentikan angkotnya didepan kantor Dispar. Sebagai bentuk uji coba kuserahkan selembar Rp. 5000. Dengan harapan dia kan memberiku kembaIian Rp. 1000. Eh dia beriku kembalian Rp, 2000 dan bilang Mba, hati hati ya. Dan kujawab.” Makasih ya Mas.
Sayyidina Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu, bahwa beliau berkata :
أنظر ما قال ولا تنظر من قال
apa yang dikatakan jangan melihat siapa yang mengatakan
Dari facebook..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar