Pedagang Bakso Daging Babi Jual Harga Jauh Lebih Murah
Dalam
Al Qur’an, keharusan bersikap jujur dalam berdagang, berniaga dan atau
jual beli, sudah diterangkan dengan sangat jelas dan tegas yang antara
lain kejujuran tersebu –di beberapa ayat– dihuhungkan dengan pelaksanaan
timbangan, sebagaimana firman Allah SWT: ”Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil”. (Q.S Al An’aam(6): 152)
Firman Allah SWT:
”Sempurnakanlah
takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan, dan
timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan
manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi ini
dengan membuat kerusakan.” (Q.S AsySyu’araa(26): 181-183)
“Dan
sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan
neraca yang benar. ItuIah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.” (Q.S Al lsraa(17): 35)
“Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.” (Q.S Ar Rahmaan(55): 9)
Tribunnews.com - Kamis, 13 Desember 2012 20:51 WIB
TRIBUN JAKARTA/BAHRI KURNIAWAN
sesungguhnya
Allah SWT telah menganjurkan kepada seluruh ummat manusia pada umumnya,
dan kepada para pedagang khususnya untuk berlaku jujur dalam menimbang,
menakar dan mengukur barang dagangan. Penyimpangan dalam menimbang,
menakar dan mengukur yang merupakan wujud kecurangan dalam perdagangan,
sekalipun tidak begitu nampak kerugian dan kerusakan yang diakibatkannya
pada manusia ketimbang tindak kejahatan yang lehih besar lagi seperti;
perampokan, perampasan, pencu rian, korupsi, manipulasi, pemalsuan dan
yang lainnya, nyatanya tetap diharamkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.
Mengapa? Jawabnya adalah; karena kebiasaan melakukan kecurangan
menimbang, menakar dan mengukur dalam dunia perdagangan, akan menjadi
cikal baka! dari bentuk kejahatan lain yang jauh lebih besar. Sehingga
nampak pula bahwa adanya pengharaman serta larangan dari Islam tersebut,
merupakan pencerminan dan sikap dan tindakan yang begitu bijak yakni,
pencegahan sejak dini dari setiap bentuk kejahatan manusia yang akan
merugikan manusia itu sendiri.
asulullah
SAW menegaskan pula, bahwa pedagang yang jujur dalam melaksakan jual
beli, di akhirat kelak akan ditempatkan di tempat yang mulia. Suatu
ketika akan bersama- sama para Nabi dan para Syahid. Suatu ketika di
bawah Arsy, dan ketika lain akan berada di suatu tempat yang tidak
terhalang baginya masuk ke dalam surga.
Sesama Muslim adalah saudara. Oleh karena itu seseorang tidak boleh menjual barang yang ada cacatnya kepada saudaranya, namun ia tidak menjelaskan cacat tersebut.” (HR. Ahmad dan lbnu Majaah)
Sabda Rasulullah SAW:
“Pedagang
yang jujur serta terpercaya (tempatnya) bersama para Nabi, orang-orang
yang jujur, dan orang-orang yang mati Syahid pada hari kiamat”. (HR.
Bukhari, Hakim, Tirmidzi dan Ibnu Majjah)
“Pedagang yang jujur di bawah Arsy pada hari kiamat”. (HR. Al-Ashbihani)
“Pedagang yang jujur tidak terhalang dari pintu-pintu surga”. (HR. Tirmidzi)
Allah Ta’ala berfirman (dalam hadits Qudsi):
“Aku
yang ketiga (bersama) dua orang yang berserikat dalam usaha (dagang)
selama yang seorang tidak berkhianat (curang) kepada yang lainnya.
Apabila berlaku curang, maka Aku keluar dari mereka.” (HR. Abu Dawud).
Sesama Muslim adalah saudara. Oleh karena itu seseorang tidak boleh menjual barang yang ada cacatnya kepada saudaranya, namun ia tidak menjelaskan cacat tersebut.” (HR. Ahmad dan lbnu Majaah)
“Tidak
halal bagi seseorang menjual sesuatu barang dengan tidak menerangkan
(cacat) yang ada padanya, dan tidak halal bagi orang yang tahu (cacal)
itu, tapi tidak menerangkannya.” (HR. Baihaqie)
“Sebaik-baik
orang Mu‘min itu ialah, mudah cara menjualnya, mudah cara membelinya,
mudah cara membayarnya dan mudah cara menagihnya.” (HR. Thabarani)
Tempat
penggilingan daging di Jalan Damai, Cipete (samping Pasar Cipete), yang
digerebek tim gabungan Polda Metro Jaya dan Pemerintah Kotamadya
Jakarta Selatan, Rabu (12/12/2012) dini hari.
Sejak awal November lalu harga daging sapi yang merupakan salah satu bahan baku pembuat Bakso memang merangkak naik. Hal tersebut pun menyulitkan para pedagang bakso kelililng, yang kesulitan menaikan harga bakso seporsinya karena takut kehilangan pelanggan.
Suparno (26), salah seorang penjaja bakso di mengatakan, untuk mengakali harga daging yang mahal pedagang pun mengakali komposisi daging dengan mencampur daging sapi dengan daging ayam yang lebih murah, kini harga ayam sekitar Rp 45 ribu perekornya.
Dari satu ekor ayam itu, bisa didapatkan 2 sampai 2,5 kilogram daging ayam, setelah dikuliti dan tulangnya dipisahkan. Daging tersebut pun dicampur dengan daging sapi. Perkilogramnya, daging yang telah dicampur sagu dan bumbu bisa menghasilkan sekitar 200 butir bakso.
"Trik itu sudah umum dilakukan pedagang bakso keliling kalau harga daging sapi mahal, ya kayak sekarang ini," ujarnya.
Mengisi celah tersebut, Nuradi yang memiliki kios penggilingan bakso di kawasan pasar Cipete itu pun menawarkan daging murah pada tukang bakso. Tak ayal lagi hal itu pun membuat sebagian besar pedagang daging sapi ditinggalkan pedagang bakso.
Haji Aswani, salah seorang pedagang daging sapi yang memiliki toko di pasar Cipete pun ditinggalkan pedagang bakso. Hinggak satu setengah bulan belakangan, nyaris tak ada pedagang bakso yang membeli daging dari penjaja daging sapi di Pasar tersebut.
Ditemui Tribun di kediamannya di kawasan Cipete Utara, Rabu (12/12), pengusaha daging sapi itu mengatakan ia sempat mendapatkan informasi dari anak buahnya mengenai tempat penggilingan daging yang menjual daging sapi dengan harga murah.
"Kita kan jadi Curiga, kok daging sapi murah sekali, jangan-jangan itu daging B2 (Babi), soalnya isunya kan lagi marak daging B2 di Jakarta," ujarnya.
Aswani yang juga merupakan Ketua Bidang Eskpor- Impor Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) itu pun menyusun strategi. Pada tanggal 21 November lalu, untuk pertama kali ia menyuruh anak buahnya untuk membeli daging murah tersebut. Namun rencana itu tidak kunjung berhasil, karena sang pemilik selalu mengaku stok daging itu sudah habis.
Hal itu terus dilakukan beberapa kali, namun jawaban yang didapat selalu sama. Akhirnya Aswani pun merubah strategi, ia kemudian meminta tolong kepada pedagang daging ayam di pasar itu untuk membeli daging sapi murah itu sebanyak satu kilogram.
"Saya juga minta tukang ayam jangan mengaku kalau itu daging untuk kita, saya suruh mengaku kalau daging itu untuk dibikin gulai, akhirnya sukses," terangnya.
Pada tanggal 29 November, Aswani akhirnya berhasil melihat langsung daging sapi tersebut. Daging tersebut menurutnya memiliki warna yang lebih cerah dari daging sapi pada umumnya, aromanya pun berbeda. Sepintas ia langsung menyimpulkan bahwa daging tersebut adalah daging sapi.
"Saya sampai membandingkan dengan daging sapi, saya jejerkan, dan memang jelas berbeda," tutur Aswani.
Di hari itu ia kemudian mengundang Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan, Nurhasan ke tokonya, untuk menyaksikan langsung daging itu. Nurhasan juga sependapat dengan Aswani.
Daging itu kemudian diperiksa di Laboratorium Kesmver Dinas Kelautan dan Pertanian, Pemda DKI yang terletak di kawasan Pondok Bambu, Jakarta Timur. Pada tanggal 3 Desember, hasil laboratorium menunjukan daging tersebut adalah daging babi.
Setelah itu observasi pun dilakukan oleh Petugas Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan di tempat penggilingan daging itu. Akhirnya dini hari tadi, Nurhasan bersama anak buahnya dan sejumlah petugas Polda Metro Jaya menggerebek tempat penggilingan bakso tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar